Isyarat Al-Qur’an terhadap Hukum
Al-Qur'an Al-Karîm itu qath'iyyu`l
wurûd yang sampai kepada kita secara mutawâtir. Maka hukum-hukum
yang terkandung di dalamnya adalah qath'iyyu` al-tsubût (pasti
ketetapannya). Namun dali-dalil yang menunjukkan kepada hukum itu ada yang
sudah jelas (Qath'iyyatu Al-Dilâlah) dan ada juga yang masih samar (Zhanniyyatu`l
Dilâlah).
1.
Qath'iyyatu
Al-Dilâlat
Ayat-ayat yang qath'iyyatu
al-dilâlat adalah lafazh Al-Qur'an yang menunjukan kepada satu makna
dan mudah difahami, seperti ayat-ayat tentang waris, hudûd dan kafarat.
Allah Swt. berfirman:
"Allah mensyari'atkan
bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: baagian seorang
anak lelaki sama dengan baagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu
semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo
harta...." (Q.S. Al-Nisâ: 11)
Dalam ayat lain disebutkan:
“Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap dari keduanya seratus kali
dera.” (Q.S. Al-Nûr: 2)
Dua pertiga, setengah dan seratus telah
jelas maknanya. Dan dalil-dalil tersebut tidak mengandung makna yang lain.
2.
Zhanniyyatu`l
Dilâlah
Ayat-ayat yang zhanniyyatu`l dilâlah
adalah lafazh Al-Qur'an yang masih samar maknanya dan mengandung lebih
dari satu makna, seperti lafazh qurû` dalam firman Allah Swt.:
"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan
diri (menunggu) tiga kali qurû`."
(Q.S. Al-Baqarah: 228)
Lafazh al-qar`u (القرء) dalam bahasa Arab mengandung
dua makna; suci dan haid. Maka ayat ini mengandung dua makna pula; tiga kali
suci atau tiga kali haid. Dilâlah yang menunjukkan kepada salah satu
dari dua makna terebut adalah zhanni, bukan qath'i.
0 komentar :
Posting Komentar