Sabtu, 10 Maret 2012

Posted by Iqsas Ahmad Nurguslanda On 11:48:00 AM
        Isyarat Al-Qur’an terhadap Hukum

Al-Qur'an Al-Karîm itu qath'iyyu`l wurûd yang sampai kepada kita secara mutawâtir. Maka hukum-hukum yang terkandung di dalamnya adalah qath'iyyu` al-tsubût (pasti ketetapannya). Namun dali-dalil yang menunjukkan kepada hukum itu ada yang sudah jelas (Qath'iyyatu Al-Dilâlah) dan ada juga yang masih samar (Zhanniyyatu`l Dilâlah).
1.      Qath'iyyatu Al-Dilâlat
Ayat-ayat yang qath'iyyatu al-dilâlat adalah lafazh Al-Qur'an yang menunjukan kepada satu makna dan mudah difahami, seperti ayat-ayat tentang waris, hudûd dan kafarat. Allah Swt. berfirman:

"Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: baagian seorang anak lelaki sama dengan baagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta...." (Q.S. Al-Nisâ: 11)

Dalam ayat lain disebutkan:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap dari keduanya seratus kali dera.” (Q.S. Al-Nûr: 2)

Dua pertiga, setengah dan seratus telah jelas maknanya. Dan dalil-dalil tersebut tidak mengandung makna yang lain.

2.      Zhanniyyatu`l Dilâlah
Ayat-ayat yang zhanniyyatu`l dilâlah adalah lafazh Al-Qur'an yang masih samar maknanya dan mengandung lebih dari satu makna, seperti lafazh qurû` dalam firman Allah Swt.:

"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali qurû`." (Q.S. Al-Baqarah: 228)

Lafazh al-qar`u (القرء) dalam bahasa Arab mengandung dua makna; suci dan haid. Maka ayat ini mengandung dua makna pula; tiga kali suci atau tiga kali haid. Dilâlah yang menunjukkan kepada salah satu dari dua makna terebut adalah zhanni, bukan qath'i.

0 komentar :

Posting Komentar